Jakarta (ANTARA News) - Dua novel terbaru yang berjudul "Padang Bulan" dan "Cinta di dalam Gelas" dari Andrea Hirata akan diluncurkan pada pertengahan Juni 2010.
"Dua novel terbaru saya sudah selesai dan sekarang ada di Penerbit Bentang. Direncanakan akan diluncurkan pada pertengahan Juni," kata penulis novel "Laskar Pelangi" itu pada di Jakarta, Rabu.
Andrea mengatakan sebenarnya akan diluncurkan pada Mei 2010, akan tetapi karena kesibukannya pada tiga acara ke luar negeri, maka novel tersebut akan diluncurkan bulan Juni.
"Tanggal 13 Mei mendatang, saya pergi ke Wordstomb Book Festival di Australia untuk jadi pembicara. Kemudian lanjut ke Festival Film Vancouver Kanada karena Film Laskar Pelangi diputar disana. Lalu saya pergi ke Festival Buku Singapura sampai awal Juni," katanya.
Andrea mengaku menyelesaikan penulisan dua novel tersebut hanya lima minggu, akan tetapi sebelumnya dilakukan riset selama dua tahun.
Maryamah menjadi tokoh utama pada dua novel tersebut yang diceritakan sangat suka bermain catur.
"Pada novel 'Padang Bulan', lebih bercerita tentang percintaan dan novel 'Cinta di dalam Gelas' lebih banyak bercerita tentang Maryamah yang kesal terhadap suaminya dengan bentuk perlawanan berupa main catur," kata pengarang berambut ikal itu.
Dua novel yang merupakan karya kelima dan keenam Andrea tersebut masih dengan latar belakang Belitung dan budayanya.
"Novel kelima dan keenam saya ini seperti novel Laskar Pelangi dengan budaya Melayu Kampung Belitung. Saya mendapat kepuasan luar biasa dengan menulis novel berlatar budaya Melayu," katanya.
Andrea merasa menemukan ciri khas novelnya dengan latar belakang budaya Melayu yang memang masih jarang diungkapkan. (N006/K004)

Kamis, 22 April 2010
Novel Terbaru Andrea Hirata
Resensi novel "Bumi Cinta"
Resensi Novel "BUMI CINTA" oleh Iman Sulaiman
Review Novel "BUMI CINTA" Karya Habiburrahman El Shirazy
Di sini saya hanya menuliskan Ringkasan Cerita Novel "BUMI CINTA" yang menurut saya bisa menjadi garis besar jalan cerita Novel "BUMI CINTA". Mungkin bagi sebagian orang sudah cukup hanya membaca resensi saja, dan sebagian lain akan menjadi lebih tertarik untuk membaca secara lengkap. Bagaimana dengan anda, anda sendiri yang bisa menilai dan untuk saya pribadi, cuma bisa menunggu ada link Download ebook Novel BUMI CINTA gratis di internet atau dapat pinjaman dari teman :)
Resensi Cerita Novel "BUMI CINTA" :
Apa jadinya, jika seorang santri salaf bernama Muhammad Ayyas, hidup di negeri paling menjunjung tinggi SEX bebas dan pornografi, yaitu Rusia ???
Akankah iman dan kehormatannya dipertaruhkan demi memenuhi hasrat duniawi nonik-nonik Moscow, yang kecantikannya tiada tara ?
Dan tersebutlah seorang pemuda Indonesia bernama MUHAMMAD AYYAS, seorang mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai Kehidupan Umat Islam di Rusia pada masa pemerintahan Stallin.
Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanya DAVID. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini.
YELENA seorang pelacur kelas atas dan LINOR seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim.
Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis muda jelita bernama ANASTASIA, seorang penganut kristen ortodoks yang sangat taat.
Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagai pelakunya.
Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya. :) end.
Novel "BUMI CINTA" sebagaimana novel Kang Abik sebelumnya memang menawarkan sebuah kisah romansa yang sangat indah dengan tetap dibalut nilai-nilai Islami. Novel ini mampu membangunkan jiwa-jiwa terlelap akan kelalaian mensyukuri nikmat Tuhan. Sangat layak dibaca dan dikoleksi :)
MASIHKAH ADA?????
Dalam riuh duniawi yang tak lagi mengerti apa arti damai azali
Ketika keharaman menjadi hal yang tak tabu
Dan kehalalan lenyap
Yang tenar pada zaman ini hanya
Perebutan tahta, berlomba membangun bukit uang
Kebanggaan pada kebatilan
Masihkah ada?
Desah-desah nafas perenenungan
Dzikir-dzikir lirih tuk diperdengarkan
Walau gema itu hanya sekedar pemanis ruangan
Masihkah ada?
Asma Ilahi dalam denyut nadi
Insan bersungkur walau hanya sedetik
Dan…..
Masihkah insan merendahkan dirinya dihadapan ilah?
Entah tak tahu……
Mungkin hanya nurani yang mengerti
Mengerti akan sementaranya riuh duniawi ini
Hanya kemahaan Tuhan yang mampu merengkuh setiap insan
Rabu, 21 April 2010
Kau Bukan Aku
Dari garis vertikal itu
Tak jua kutemukan titik temu di dalam hati kita
Hati yang tak simetris dalam jalani kehidupan fana
Kau terlalu absurd, aku terlalu nisbi
Kau lurus sementara aku bergelombang
Kadang aku ingin membawamu dalam lingkaran imajinasiku
Tapi kau takpernah mencoba temukan kata hati
Di dalam diafragma cinta
Seolah integral yang senantiasa invers dari batinku
Aku mencoba bertahan dalam sebuah geometri cinta
Seolah bilangan tak terhingga
Aku tetap bersamamu terangkai dalam sinus dan konstansa yang ada
Kasih…..
Kemana akan kita bawa jalan panjang ini
Semua terpantul, telah terbias berantakan
Semua rasa ini hanya fatamorgana
Hanya sebuah ikon matrik dan varian semata
Itu semua karena kita berbeda
Kita begitu berbeda
Karena kau bukan aku
Selasa, 20 April 2010
BAHASA ARTIKEL
Apakah dalam menulis artikel kita boleh menggunakan bahasa gaul? Itulah inti dari pertanyaan ini. Meskipun tampak sederhana, tetapi jawaban pertanyaan tersebut ternyata tidak sederhana. Pertama kita harus tahu artikel yang dimaksud. Kedua, media yang digunakan. Dalam dunia karya ilmiah, sebenarnya ada juga artikel ilmiah, yaitu artikel yang dimuat di jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah itu berbeda dengan majalah, apalagi koran karena isinya memang khusus artikel ilmiah, baik yang berupa gagasan penulis maupun yang berupa hasil penelitian.
Artikel ilmiah seharusnya memakai bahasa yang ilmiah atau tidak boleh menggunakan bahasa gaul (jika bahasa gaul diartikan sebagai bahasa orang Jakarta yang ber- lu-gue dan berakhiran serba -in). Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa yang bersifat resmi dan taat pada kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
Kenyataan yang ada di masyarakat, setiap tulisan ,memiliki corak dan tujuan tersendiri.Pengecualian atau ketentuan khusus selalu ada. Dalam bahasa jurnalistik kadang-kadang demi kehematan bisa saja tidak sesuai dengan kaidah bahasa. Dalam karya sastra demi keindahan, bisa saja kita menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah, sedangkan untk artikel populer, bisa saja tidak terlalu ketat kaidahnya. Intinya apabila artikel tersebut adalah artikel ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah, tetapi dalam artikel populer dapat digunakan.
Sumber : Junior Suara Merdeka Edisi 14 Tahn ke 9 Mingg 2 Mei 2008
UPAYA MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN KESATUAN DI TENGAH KEMAJEMUKAN BANGSA
Ada berbagai cara yang dilakukan masyarakat untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei kemarin. Ada yang memperingatinya dengan kegiatan formal, seperti upacara bendera, seminar dan diskusi, serta ada pula yang memperingatinya dengan berbagai aksi unjuk rasa.
Mereka yang berunjuk rasa bermacam-macam pula, ada mahasiswa, guru bantu, bahkan menerpa dunia pendidikan di tanah air. Begitulah sekelumit warna-warni peringatan Hardiknas di tanah air. Peristiwa-peristiwa tersebut agaknya bisa menjadi gambaran dinamikan pendidikan di negeri ini. Ada yang positif, ada yang negatif. Ada harapan, ada pula keputusasaan. Ada kreativitas, ada pula yang destruktif.
Berbicara tentang Hardiknas, tidak lepas dari sosok Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, yang sangat berjasa dalam memperjuangkan dunia pendidikan Indonesia dimasa kolonial Belanda. Sehingga sudah menjadi kewajiban kita meneruskan perjuangan Ki Hajar Dewantara.
Oleh karena itu, perlu keterlibatan berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat sehingga sasarannya diorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional. Dari tinjauan yang lain pendidikan memiliki peran penting dalam memajukan suatu bangsa. Dalam pembukaan UUD 1945 Indonesia telah menetapkan salah satu cita-cita nasional Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan tujuan itu, kita membutuhkan proses pembelajaran yang berupa pendidikan untuk menunjang tercapainya cita-cita tersebut. Kecerdasan tanpa pendidikan tidak mungkin terwujud, karena pendidikan merupakan salah satu jembatan yang dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat menghadapi berbagai kendala dan kesulitan.
Perumusan tentang cita-cita nasional tersebut mengandung arti luas, tidak hanya menyangkut kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan sosial, emosional dan spiritual, yang diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kekuatan itu harus dibangun dan diwujudkan agar dapat menyatukan visi dalam pemanfaatan sumber daya nasional. Hal ini sangat diperlukan mengingat tantangan dinamika kehidupan bangsa menuju tujuan nasional di era global menghadapi berbagai kepentingan dan persaingan yang semakin luas dan terbuka. Tantangan yang bersifat konvensional itu merupakan ancaman nonmiliter yang tidak dapat dihadapi dengan kekuatan militer dan dapat melemahkan nilai-nilai, sendi-sendi dan tata kehidupan nasional dan dinilai memiliki kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa dalam mencapai tujuan nasional.
Selain itu, pada Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidíkan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Sistem pendidikan nasional mengakomodasikan amanat konstitusi itu salah satunya dengan mewajibkan pendidikan kewarganegaraan pada setiap jenjang pendidikan, yang bertujuan untuk membangun rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan. Untuk itu bangsa Indonesia dalam dinamika kehidupannya harus membangun kekuatan di luar kekuatan militer, yang berada pada keterampilan warga negara dalam dinamika kehidupan memanfaatkan sumber daya nasional yang mampu menjamin tercapainya tujuan nasional. Kekuatan itu adalah kedudukan setiap warga negara sebagai unsur kekuatan, jati diri dan moral bangsa.
Unsur kekuatan bangsa adalah segenap kemampuan yang dimiliki bangsa yang dapat didayagunakan untuk menghadapi ancaman nonmiliter baik langsung maupun tidak langsung. Kekuatan bangsa itu ada pada kecerdasan diri bangsa itu sendiri. Kecerdasan yang muncul dari dalam diri pribadi bangsa Indonesia melalui dua jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan non formal. Pendidikan formal dapat ditempuh melalui pembelajaran di sekolah dan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk secara dini mempersiapkan sistem pertahanan negara serta merupakan tahap awal dalam pendidikan. Pendidikan non formal dapat dilakukan di luar pendidikan formal, seperti pendidikan tambahan atau kursus, dan pendidikan ini merupakan pendidikan tahap lanjutan. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan menjadikan cita-cita nasional Indonesia dapat terwujud.
TINDAK TUTUR EVALUATIF PADA DOSEN DAN TINDAK TUTUR KOMISIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYA
- Pendahuluan
Bahasa adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan dua sarana penting, yakni sarana linguistik dan sarana pragmatik. Sarana linguistik berkaitan dengan ketepatan bentuk dan struktur bahasa, sedangkan sarana pragmatik berkaitan dengan kecocokan bentuk dan struktur dengan konteks penggunaannya. Di dalam berbahasa terdapat sebuah hal yang disebut dengan tindak tutur. Tindak tutur adalah salah satu kegiatan fungsional manusia sebagai makhluk berbahasa. Sifatnya yang fungsional tersebut menyebabkan setiap manusia selalu berupaya untuk mampu melakukan tindak tutur dengan sebaik-baiknya, baik melalui pemerolehan (acquisition) maupun pembelajaran (learning). Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Leech (1983:5-6) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan); menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, dan bagaimana. Pencetus teori tindak tutur, Searle (1975:59-82) membagi tindak tutur menjadi
1. Representative/asertif adalah tuturan yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan
2. Direktif/impositif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu
3. Ekspresif/evaluatif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan
4. Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan tersebut
5. Deklarasi atau isbati adalah tindak tutur yangyang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal ( status, keadaan, dan lain-lain) yang baru.
Dari lima kategori tersebut, hampir setiap kategori terjadi di dalam setiap kehidupan berbahasa dan kehidupan bermasyarakat baik disadari secara langsung oleh penuturnya ataupun tidak disadari oleh penuturnya bahwa hal itu adalah tindak tutur. Begitu pula di lingkungan pendidikan, kelima tindak tutur tersebut juga terjadi pada proses berbahasa. Namun, hal yang sering dilakukan di dalam dunia pendidikan adalah kategori tindak tutur evaluatif dan tindak tutur komisif. Tindak tutur evaluatif biasanya dilakukan pendidik, guru, ataupun dosen untuk memberikan penilaian kepada siswanya. Sementara itu, untuk tindak tutur komisif biasanya dilakukan oleh siswa, tetapi juga tidak menutup kemungkinan dilakukan pula oleh guru.
- Permasalahan
Seperti telah disebutkan pada bagian pendahuluan, dari kelima kategori tindak tutur menurut Searle, tindak tutur yang sering terdapat di dalam lingkungan pendidikan adalah tindak tutur evaluatif dan tindak tutur komisif. Oleh karena itu, di dalam bagian ini akan dipaparkan masalah yang terdapat di dalam kedua tindak tutur tersebut. Pada tindak tutur evaluatif akan dipaparkan mengenai tindak tutur yang dilakukan oleh dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo khususnya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Untuk tindak tutur komisif, akan dipaparkan mengenai tindak tutur yang dilakukan oleh mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Purworejo.
1. Permasalahan Tindak Tutur Evaluatif Pada Dosen PBSI Universitas Muhammadiyah Purworejo
Setiap orang mempunyai
a. Tindak Tutur 1
Konteks : Seorang mahasiswa melakukan presentasi di depan rekan-rekan mahasiswa pada seminar bahasa. Setelah selesai, dosen memberikan evaluasi mengenai materi yang disampaikan mahasiswa tersebut.
Dosen : “Mengenai judul pada makalah ini tidak menjadi masalah, yang menjadi hal penting adalah Anda jangan terlalu percaya diri dengan yang demikian. Saya belum pernah melihat ada populasi disatukan dengan sampel seperti ini”.
b. Tindak Tutur 2
Konteks : Mahasiswa datang terlambat ketika kuliah telah dimulai. Dosen memberikan teguran dan evaluasi kepada mahasiswa tersebut.
Mahasiswa : “Assalamualaikum………”.
Dosen : “ Walaikumsalam,lebih baik terlambat daripada tidak hadir sama sekali”.
c. Tindak Tutur 3
Konteks : Mahasiswa mempresentasikan makalah di dalam mata kuliah seminar sastra. Setelah selesai mempresentasikan, dosen memberikan evaluasi kepada mahasiswa.
Dosen : “ Makalah ini bagus, dapat dikembangkan lagi, tetapi masih perlu beberapa tambahan lagi seperti kekurangan dari metode pengajaran ini”.
d. Tindak Tutur 4
Konteks : Dosen mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa karena telah datang dan mempersiapkan diri di ruang kuliah sebelum kuliah dimulai.
Dosen : “Terima kasih Anda telah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti kuliah ini”.
2. Permasalahan Tindak Tutur Komisif Pada Mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada bagian tindak tutur komisif, akan dipaparkan mengenai tindak tutur mahasiswa PBSI terhadap dosen. Tindak tutur ini dilakukan mahasiswa untuk menanggapi apa yang dosen katakan dan apa yang diperintah oleh dosen. Mahasiswa menyatakan kesanggupan atau berjanji untuk tidak melakukan hal tersebut. Namun, kenyataannya apa yang dilakukan mahasiswa kadang tidak sesuai dengan apa yang diucapkan. Masih ada beberapa mahasiswa yang tidak menepati janji yang diucapkan. Padahal tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan dalam tuturannya. Berikut ini adalah contoh tindak tutur komisif pada beberapa mahasiswa.
a. Tindak Tutur 1
Konteks : Dosen menyuruh mahasiswa untuk segera memulai kuliah. Namun, jumlah mahasiswa yang hadir masih sedikit. Mahasiswa kemudian berjanji akan memberitahukan kepada dosen apabila semua mahasiswa telah datang.
Dosen : “ Mbak jika sudah kumpul, seminar bisa dimulai sekarang”.
Mahasiswa : “Iya pak, tetapi yang hadir baru dua orang. Jika sudah lengkap semuanya, Bapak akan saya beri tahu”.
b. Tindak Tutur 2
Konteks : Dosen memberi perintah kepada mahasiswa untuk menunggu dan mahasiswa menyetujuinya.
Dosen : “ Saya mau makan siang dulu”.
Mahasiswa : “ Iya bu, kami akan menunggu”.
c. Tindak Tutur 3
Konteks : Ketika ujian berlangsung, dosen memberikan nasihat kepada mahasiswa untuk mengerjakan ujian secara jujur. Mahasiswa menjawab secara lisan untuk menyetujuinya.
Dosen : “ Saya harap kalian mengerjakan ujian sendiri-sendiri. Saya tidak tahu, tetapi ada yang Maha Tahu”.
Mahasiswa : “ Insya Allah”.
d. Tindak Tutur 4
Konteks : Ketika dosen menyuruh mahasiswa untuk mengambil pesanan buku. Mahasiswa kemudian menyanggupi untuk mengambil buku tersebut.
Dosen : “ Jika tidak membayar buku, nilai UTS tidak keluar”.
Mahasiswa : “ Ya Pak”.
- Pembahasan
Setelah mengetahui beberapa data pada bagian permasalahan, pada bagian ini akan dibahas secara lebih terperinci mengenai apa saja yang berbeda pada beberapa contoh tindak tutur evaluatif dan komisif. Pada tindak tutur evaluatif yang pertama, dosen bertutur yang isinya mengkritik dan menyalahkan hasil karya mahasiswa. Kritik yang dilakukan langsung pada sasaran yakni langsung menyebutkan kesalahan yang ada pada karya mahasiswa tanpa adanya basa-basi. Perhatikan kembali tuturan berikut.
Dosen : “Mengenai judul pada makalah ini tidak menjadi masalah, yang menjadi hal penting adalah Anda jangan terlalu percaya diri dengan yang demikian. Saya belum pernah melihat ada populasi disatukan dengan sampel seperti ini”.
Tindak tutur evaluatif di atas memang berisi kritikan, tetapi akan lebih bagus lagi apabila disampaikan dengan kata-kata yang lebih halus dan dengan kritikan yang membangun.
Pada tindak tutur yang kedua, dosen mengkritik mahasiswa. Kritikan tersebut dituturkan oleh dosen secara tidak langsung dengan tidak menyebutkan kesalahan mahasiswa yang datang terlambat. Perhatikan kembali tuturan berikut.
Mahasiswa : “Assalamu’alaikum………”.
Dosen : “ Wa’alaikumsalam, lebih baik terlambat daripada tidak hadir sama sekali”.
Tindak tutur evaluatif di atas berisi kritikan yang disampaikan secara halus, di dalamnya bermakna tuturan agar mahasiswa tidak datang terlambat lagi.
Tindak tutur yang ketiga, dosen memberi pujian dan kritikan kepada mahasiswa. Pujian dan kritikan tersebut dimaksudkan agar mahasiswa memperbaiki lagi karyanya sehingga menjadi lebih baik lagi. Perhatikan contoh tuturan berikut.
Dosen : “ Makalah ini bagus, dapat dikembangkan lagi, tetapi masih perlu beberapa tambahan lagi seperti kekurangan dari metode pengajaran ini”.
Dari contoh di atas, tindak tutur evaluatif tersebut memberikan pujian dan kritikan secara tidak langsung walaupun sebenarnya karya mahasiswa tersebut kurang baik. Namun, sebelum dosen memberikan kritikan terlebih dahulu, dosen memberikan pujian terhadap karya mahasiswa. Tuturan dosen tersebut memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan karyanya.
Tindak tutur yang keempat, sebelum kuliah dimulai dosen mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa. Ucapan terima kasih dimaksudkan agar kuliah berikutnya, mahasiswa dapat hadir di ruang kuliah sebelum kuliah dimulai. Perhatikan contoh tuturan berikut.
Dosen : “Terima kasih Anda telah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti kuliah ini”.
Dari tuturan di atas, dosen memberikan penghargaan kepada mahasiswa dengan ucapan terima kasih agar mahasiswa tidak datang terlambat.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa contoh tindak tutur komisif yang dilakukan oleh mahasiswa PBSI semester VII. Pada tindak tutur komisif yang pertama mahasiswa berjanji kepada dosen. Perhatikan tindak tutur berikut.
Dosen : “ Mbak jika sudah kumpul, seminar bisa dimulai sekarang”.
Mahasiswa : “Iya pak, tetapi yang hadir baru dua orang. Jika sudah lengkap semuanya, Bapak akan saya beri tahu”.
Tuturan tersebut mengacu pada maksud ujaran yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya, yaitu mahasiswa akan memberitahukan dosen apabila semua mahasiswa sudah hadir dan kuliah bisa segera dimulai.
Tindak tutur komisif yang kedua, memiliki makna bahwa mahasiswa menyatakan kesanggupan untuk menunggu dosen. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh di bawah ini.
Dosen : “ Saya mau makan siang dulu”.
Mahasiswa : “ Iya bu, kami akan menunggu”.
Pada tuturan yang kedua ini, mahasiswa terikat untuk melaksanakan tuturan yang disebutkannya, yaitu mahasiswa bersedia menunggu sampai dosen kembali.
Tindak tutur yang ketiga dosen bertutur secara komisif. Pada tuturan ini dosen mengancam secara halus dan mengingatkan mahasiswa bahwa ada dzat yang Maha Tahu. Di lain pihak, mahasiswa juga menyatakan persetujuan untuk mengerjakan ujian secara jujur.
Dosen : “ Saya harap kalian mengerjakan ujian sendiri-sendiri. Saya tidak tahu, tetapi ada yang Maha Tahu”.
Mahasiswa : “ Insya Allah”.
Pada contoh tuturan yang ketiga, sebelum ujian dimulai dosen berpesan kepada mahasiswa agar jujur dalam mengerjakan ujian. Mahasiswa mengucapkan Insya Allah dengan maksud berjanji tidak melakukan kecurangan dalam mengerjakan ujian seperti yang diharapkan dosen. Namun, dalam kenyataannya mahasiswa belum tentu menepati janjinya
Tindak tutur yang keempat, dimaksudkan agar mahasiswa segera membayar buku
Dosen : “ Jika tidak membayar buku, nilai UTS tidak keluar”.
Mahasiswa : “ Ya Pak”.
Dari tindak tutur di atas, tuturan itu mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang dituturkannya. Mahasiswa menyatakan kesanggupan untuk segera membayar buku yang sudah dipesan.
- Penutup
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur evaluatif adalah tindak tutur yang isinya memberikan pujian, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung. Sebagai contohnya adalah tindak tutur dosen kepada mahasiswa yang intinya sebagai berikut yaitu:
1. Tuturan dosen yang berisi kritikan terhadap hasil karya mahasiswa yang secara langsung dengan memberikan kritikan tanpa basa-basi.
2. Tuturan dosen yang disampaikan secara implisit dengan tidak menyebutkan kesalahan mahasiswa.
3. Tuturan dosen yang memberikan pujian dan kritikan yang dimaksudkan agar mahasiswa mengerti kesalahannya tanpa menyinggung perasaan mahasiswa.
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur komisif yaitu berjanji, mengancam, menawarkan, menyatakan kesanggupan. Sebagai contoh adalah tindak tutur mahasiswa kepada dosen yang intinya sebagai berikut:
1. Tuturan yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya.
2. Tuturan yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang dituturkan, tetapi pada kenyataannya tidak dilaksanakan oleh penutur.
3. Tuturan yang mengikat petutur untuk melaksanakan perintah penutur yang disampaikan melalui sebuah ancaman.
DAFTAR PUSTAKA
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. (Terjemahan M.D.D.Oka).
Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik.
Minggu, 18 April 2010
Mengapa Bahasa Indonesia?
Bahasa Indonesia jarang dipilih untuk digunakan pada zaman sekarang karena telah terdapat bahasa gaul yang dinilai masyarakat lebih mudah digunakan. Padahal apabila ditilik lebih lanjut, bahasa Indonesia cukup mudah digunakan dan dipahami karena tidak mengenal strata sosial seperti halnya bahasa Jawa. Kita seharusnya bangga berbahasa Indonesia. Sebelum bahasa Indonesia diklaim negara lain ( karena banyak orang luar negeri yang senang belajar bahasa Indonesia) kita hendaknya menjaga alias menguri-uri bahasa Indonesia dengan cara menggunakannya pada kehidupan sehari-hari. Jangan sampai bahasa Indonesia hanya menjadi sebuah pelajaran di dalam kurikulum pendidikan kita. Orang Indonesia tidak dapat berbahasa Indonesia, lalu apa kata dunia.....??????????